Gunung Agung
adalah gunung tertinggi di pulau Bali dengan ketinggian 3.031 mdpl.
Gunung ini terletak di kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali,
Indonesia. Pura Besakih, yang merupakan salah satu Pura terpenting di
Bali, terletak di lereng gunung ini.
Menurut Wikiedia, gunung Agung adalah gunung berapi tipe
stratovolcano, gunung ini memiliki kawah yang sangat besar dan sangat
dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan uap air. Dari Pura
Besakih gunung ini nampak dengan kerucut runcing sempurna, tetapi
sebenarnya puncak gunung ini memanjang dan berakhir pada kawah yang
melingkar dan lebar.
Dari puncak gunung Agung, sebagaimana Wikipedia, kita dapat melihat
puncak Gunung Rinjani yang berada di pulau Lombok di sebelah timur,
meskipun kedua gunung tertutup awan karena kedua puncak gunung tersebut
berada di atas awan, kepulauan Nusa Penida di sebelah selatan beserta
pantai-pantainya, termasuk pantai Sanur serta gunung dan danau Batur di
sebelah barat laut
Kepercayaan masyarakat
Masyarakat Hindu Bali percaya bahwa Gunung Agung
adalah tempat bersemayamnya dewa-dewa, dan juga masyarakat mempercayai
bahwa digunung ini terdapat istana dewata. Oleh karena itu, masyarakat
bali menjadikan tempat ini sebagai tempat kramat yang disucikan.
Aktivitas Gunung Agung
di Kabupaten Karangasem, Bali, meningkat sejak 18 September 2017.
Status gunung api itu secara bertahap naik dari level siaga menjadi awas
pada 22 September, hanya empat hari setelah kali pertama tercatat
terjadi peningkatan aktivitas vulkanis.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyebut Gunung Agung
ialah gunung api yang berkatagori paling eksplosif di Indonesia, di
atas Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Gunung Sinabung di
Sumatera Utara. Gunung itu terakhir meletus pada 1963 dan dampaknya
paling dahsyat dibanding gunung-gunung lain.
PVMBG tak dapat memprakirakan waktu pasti Gunung Agung
meletus dan sedahsyat apa jika benar erupsi; lebih dahsyat daripada
tahun 1963 atau sebaliknya. Namun PVMBG telah berkoordinasi dengan
lembaga terkait untuk segera mengevakuasi warga yang berada di radius
sembilan kilometer dari puncak Gunung.
Sejauh ini memang belum ada tanda-tanda Gunung Agung
bakal erupsi lebih dahsyat dibanding pada 54 tahun lampau. Tapi sebagai
antisipasi situasi terburuk, zona merah di gunung itu harus dikosongkan
dari aktivitas warga.
Gunung vulkanik tipe monoconic strato itu termasuk gunung muda dan
sempat tidur panjang selama 120 tahun sampai meletus pada 1963. Periode
istirahatnya yang paling pendek 13 tahun dan terpanjang 120 tahun.
Gunung Agung di Bali masih berstatus siaga. Tapi, masyarakat yang
diungsikan sudah kembali ke rumah masing-masing. Gunung dengan
ketinggian 3.142 Mdpl ini dalam pengawasan ketat.
Kepala BNPB Willem Rampangilei, seperti dikutip berbagai media lokal dan nasional, menyampaikan letak Pos Pengamatan Gunung Agung
sekitar 15 km dari kawah, berada pada zona aman. Namun demikian jika
sewaktu-waktu ada ancaman harus disiapkan skenario kemana. Saat erupsi
Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah tahun 2010, terdapat pos
pengamatan Gunung Merapi terpaksa harus dikosongkan karena berbahaya
sehingga pengamatan tetap berjalan.
Aktivitas terakhir Gunung Agung, berdasarkan laporan Pos Pantau Gunung Agung (PGA) tercatat pada 19 September terjadi 427 gempa dan hari ini jam 00.00-06.00 terjadi 94 gempa.
Gunung Agung sendiri memiliki sejarah letusan yang tercatat terbesar
pada 1963. Sebelumnya, gunung itu meletus pada 1808, 1821, dan 1843.
Saat letusan terjadi, gempa bumi mendahului. Sayangnya tidak ada catatan
rinci mengenai letusan di masa itu.
BNPB dalam keterangan pers, Rabu (20/9), menyampaikan, letusan pada 1963 memiliki 5 fase yaitu:
1. Fase gejala (gempa terasa) tempat di bawah G.Agung
2. Fase pembuka, letusan pembuka kemudian membentuk lava lake (danau lava)
3. Erupsi pertama 14 km ke utara
4. Erupsi kedua 10 km Ke arah selatan
5. Letusan susulan yang cenderung lama.
Mengutip dari laman sejarahbali.com, pada tahun 1963, ketika gunung
meletus, juru kunci gunung Agung tak mau mengungsi, bahkan hampir semua
lelaki dewasa dari beberapa desa “menyambut” lahar tumpahan gunung Agung
tersebut. Kisah ini seperti saat Mbah Marijan yang tak mau mengungsi
saat Merapi meletus.
Tak banyak catatan tentang letusan Gunung Agung, hanya tercatat empat kali meletus sejak tahun 1808, itu pun data dan informasinya terbatas.
1808 - Pada tahun itu Gunung Agung melontarkan abu dan batu apung dengan jumlah luar biasa.
1821 - Gunung Agung meletus lagi. Letusannya disebut normal tetapi tak ada keterangan terperinci.
1843 - Gunung Agung meletus lagi, didahului sejumlah gempa bumi, kemudian memuntahkan abu vulkanik, pasir, dan batu apung.
1963 - Gunung Agung meletus lagi dan dan tercatat berdampak sangat merusak. Korban tercatat 1.148 orang meninggal dan 296 orang luka.
Pola dan sebaran hasil letusan sebelum tahun 1808, 1821, 1843, dan
1963 menunjukkan tipe letusan yang hampir sama, di antaranya adalah
bersifat eksplosif (letusan dengan melontarkan batuan pijar, pecahan
lava, hujan piroklastik dan abu), dan efusif berupa aliran awan panas,
dan aliran lava.
Perinciannya, sejak 120 tahun tersebut, baru pada tahun 1963 Gunung Agung
meletus kembali dan menghasilkan akibat yang sangat merusak.
Berdasarkan buku yang dikarang Kusumadinata pada tahun 1979 gempa bumi
sebelum letusan gunung berapi yang saat ini masih aktif tersebut terjadi
pada 16-18 Februari 1963. Gempa tersebut dirasakan dan didengar oleh
masyarakat yang hidup di sekitar Gunung Agung.
Letusan Gunung Agung
yang diketahui sebanyak 4 kali sejak tahun 1800, diantaranya : Di tahun
1808 ; Dalam tahun ini dilontarkan abu dan batu apung dengan jumlah
luar biasa. 1821 Terjadi letusan normal, selanjutnya tidak ada
keterangan. Tahun 1843 Letusan didahului oleh gempa bumi. Material yang
dimuntahkan yaitu abu, pasir, dan batu apung.
Selanjutnya dalam tahun 1908, 1915, dan 1917 di berbagai tempat di
dasar kawah dan pematangnya tampak tembusan fumarola. 1963 Letusan
dimulai tanggal 18 Pebruari 1963 dan berakhir pada tanggal 27 Januari
1964. Letusan bersifat magnatis. Korban tercatat 1.148 orang meninggal
dan 296 orang luka.
Dalam letusan ini, ada dua macam awan panas di Gunung Agung,
awan panas letusan dan awan panas guguran. Awan panas letusan terjadi
pada waktu ada letusan besar; bagian bawah dari tiang letusan yang jenuh
dengan bahan gunung api melampaui tepi kawah dan meluncur ke bawah.
Selasa, 26 Desember 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
dibalik kesuksesan presiden termuda amerika serikat
Akhir pekan kemarin saya membaca kisah tentang Theodore Roosevelt. Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan nama tersebut. Ya, betul T...
-
#1 Dasar Menggambar Perspektif Satu Titik Hilang Perspektif ini adalah metode menggambar yang digunakan untuk dasar menggambar arsite...
-
Ulasan 10 Laptop Gaming Terbaik 1. MSI GT80S 6QD Titan SLI Seperti nama seri dari laptop gaming terbaik ini, MSI GT80S 6QD Titan SLI, ...
-
LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI Oleh: NIS ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar